Tafsiran Terhadap 2
Korintus 9:1-15
I.
Pendahuluan
Untuk
menentukan arti dan makna teks yang sesungguhnya, kita harus menafsirkan teks
tersebut. Pada sajian kali ini kami akan mencoba menggali arti dan makna yang
sesungguhnya dengan cara menafsirkan teks yaitu yang diambil dari 2 Korintus
8:1-24. Semoga pemaparan teks kali ini dapat bermanfaat bagi kita.
II.
Pembahasan
2.1.Latar belakang historis
Korintus
adalah wilayah yang strategis, perniagaan yang ramai karena letaknya yang
sangat istimewa, yakni pada suatu tanah kering. Wilayahnya mencakup 5 mil dari
Utara Lechaeum di dataran Tinggi
Korintus dan 7,25 mil dari Timur Chenchreae di lembah Saron. Daerah Korintus di
dominasi oleh daerah perbukitan dengan ketinggian 1857 kaki.[1]
Kota Korintus terletak di lajur tanah yang menggabungkan Yunani Selatan dengan Yunani Utara,
disebelahnya terdapat pelabuhan yang baik, yaitu Kengkrea di sebelah Timur dan Likaionia di sebelah Barat. Korintus
menjadi pusat perdagangan antara Italia dengan Asia Barat . tetapi bukan saja
perniagaan yang sangat penting, kesenian kota dihiasi gedung-gedung yang elok
serta patung-patung yang indah dan ilmu pengetahuan juga sangat tinggi.
Kota
Korintus dipenuhi oleh bermacam-macam bangsa dan suku. Sebagian besar
penduduknya adalah budak, buruh tukang, pedang kecil. Tidak jarang terjadi
kerusuhan sosial yang terutama menyangkut orang kaya yang berkuasa dan buruh,
tukang bdan pedagang kecil. Mereka kelap kali terpaksa memanggur karena tidak
dapat bersaing dengan usahawan kaya yang lebih suka memperkerjakan budak murah
dari pada orang kecil yang merdeka. Ada perbedaan besar dan ketegangan antara
kelompok kecil yang kaya dengan masyarakat kecil.[2]
Sebagai
tempat pertemuan, kota ini merupakan sarang agama, baik yang asli Yunani,
maupun yang asing. Dan Korintus ini menjadi pusat pemerintahan , ibukota dari
Akhaya tempat pr4oconsul Romawi.[3]
Dewi yang paling dipuja di Korintus adalah Aphrodite ( Latin : Venus), ialah
dewi cinta birahi. Kuilnya banyak dikunjungi orang, pelacuran dianggap hal
biasa. Di Korintus cinta yang diperjualbelikan , biasa saja dan menjadi barang
dagangan yang laris manis dan hal ini didukung dengan suasana kota pelabuhan
dan perdagangan seperti Korintus. Penduduk Korintus terbuka terhadap pengaruh
asing.[4]
2.2.Latar belakang kitab
Setelah
Paulus menulis surat 1 Korintus, Paulus menunggu jawaban dari suratnya yang
pertama di Efesus.[5]
Mungkin ia berharap agar utusannya dan suratnya akan mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan di jemaat Korintus, karwena Timotius disebut-sebutb dalam 2
Korintus 1:1 sebagai rekan pengirim surat, tentunya saat itu ia telah kembali
kepada Paulus. Dan telah terjadi ketegangan-ketegangan lebih lanjut antara
Paulus dengan jemaat.[6]
Jemaat telah menerima ajaran palsu. Para guru palsu juga berusaha mengajak
orang percaya supaya berpaling dari Paulus. Paulus menjelaskan kepada para
penganut Yesus di Korintus tentang pelayanannya dan memberi berbagai nasehat
kepada mereka .[7]
Ada pendapat yang mengatakan bahwa surat 2 Korintus yang kita miliki sekarang
bukanlah suatu tulisan yang utuh. Ada beberapa pasal yang tidak menunjukkan
kesinambungan. Misalnya saja dalam pasal 8 bdan 9. Pasal 8 merupakan surat
dukungan untuk Titus dan rekan –rekannya yang harus menyelesaikan pengumpulan
dan di Korintus ( 8:6,16-19,22). Gereja-gereja Mekedonia dipuji sebagai contoh
bagi orang Korintus, namum pasal 9 tidak disebutkan semangat teladan
orang-orang Makedonia melainkan sebaliknya semangat orang-orang Akhaya untuk mengumpulkan dan dan itu dipuji
sebagai teladan bagi orang Makedonia. Karena itu kedua keadaan ini mengandaikan
dua keadaan yang berbeada dan karenanya tidak mungkin awalnya merupakan
kesatuan. Penyuntingan semata-matanya menempelkan satu bagian kepada bagian
yang lainnya. Surat-surat mengenai pengumpulan dana dan surat “ air mata”
disatukan dalam ayat perujukan. Apologianya kemudian disisipkan, dan seluruh
surat itu kemudian ditutup dengan surat air mata yang sangat pedas.[8]
2.2.1.
Penulis
dan waktu penulisan
Surat ini begitu erat hubungannya dengan 1
Korintus, sehinggga di sini juga tak usah kita ragukan ketulenanya yaitu bahea Paulus sendirilah yang menulis
surat 2 Korintus.[9]
Surat ini jelas ditulis di Makedonia. Surat ini dikirim setelah Paulus bertemu
dengan Titus di Makedonia. Setelah Paulus selesai menulis surat 2 Korintus ini
ia mengirim melalui Titus dan Titus
diiringi beberapa perwakilan jemaat di Makedonia ( 8:17-24,12:18).
Mengenai
waktu penulisannya, menurut Kis 20:6, paulus berangkat dari Filipi ke Yerusalem
sesudah hari raya roti yang berlangsung
mengikuti Paskah kira-kira pada bulan ke 4 tahun 56.[10]
Atau satu tahun setelah surat 1 Korintus dikirim yaitu pada 55 M.[11]
Penafsir menyimpulkan bahwa penulisan surat 2 Korintus ini ditulis pada 56 M. Ini
berkaitan dengan orang Makedonia yang telah diberitahukan bahwa Korintus telah
siap dengan sumbangan mereka untuk Yerusalem setahunyang lalu (8:10; 9:2), dan
karena setelah 3 bulan di Akhaya Paulus meninggalkan Makedonia paling lambat
menjelang April ( Band Kis 20:3,6), dapat disimpulkan bahwa 2 korintus
dituliskan pada musim gugur dari tahun
dimana 1 korintus ditulis.[12]
2.2.2.
Tujuan
dan tema kitab korintus
a.
Tujuan
ini ditulis oleh Paulus ke jemaat Korintus ,
ini bertujuan untuk memberitahukan jemaat Korintus betapa besar arti perubahan
pikiran mereka bagi Paulus.[13]
Dimana surat ini ditulis bukan hanya untuk membela diri terhadap beberapa
kecaman yang dilontarkan oleh jemaat Korintus, tetapi juga terhadap fitnah yang
dilontarkan oleh musuh-musuh yang mewartakan injilNya.[14]
b. Tema
Setelah
penafsir membaca teks yang akan ditafsir, maka penafsir menyiompulkan bahwa
tema dari 2 Korintrus ialah : pembelaan diri Paulus dan Pelayanannya.
2.2.3.
Ciri-ciri
2 korintus
empat
ciri Utama yang menandai surat 2 Korintus ini yaitu :
·
Kitab ini merupakan
surat yang paling banyak memberitahukan riwayat hidup Paulus. Banyak petunjuk
pada dirinya ini, dibuatnya dengan rendah hati , minta maaf bahkan dengan malu,
tetapi karena terpaksa mengingat situasi yang ada di Korintus.
·
Kitab ini melampaui
semua surat kiriman lain dari Paulus dan hal menyatakan kuatnya dan dalamnya
kasihnya serta keperihatinan bagi anak rohaninya.
·
Kitab ini berisi
teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai penderitaan Kisten
(1:3-11;4:7-18;6:3-10;11:23-30;12:1-10) dan mengenai hal memberi secara
Kristiani ( psl 8-9)
·
Istilah-istilah kunci
seperti : kelemahan, dukacita, air mata, bahaya. Kesukaran, penderitaan,
penghiburan, lemegahan,kebenaran, pelayanan, dan kemuliaan, menggaris bbahahi
sifat unik dari surat ini.[15]
2.3. Struktur Kitab
Dalam
hal ini , penafsir menampilkan 2struktur kitab yaitu Alkitab Penuntun dan
Survei Perjanjian Baru.
Struktur
kitab menurut Alkitab Penuntun [16]
I.
Pembelaan Paulus Demu
Kepentingan Mayoritas Jemaat Yang Setia
( 1:12-7:16)
A. Penyangkalan
Atas Tuduhan Bahwa Ia Plinplan ( Berpendirian tidak tetap ) (1:12-22)
B. Penjelasan
Mengenai Perubahan Perjalanannya (1:23-2:7)
C. Penjelasan
mengenai sifat pelayanannya ((3:1-6:10)
1. Terhadap
Suatu Perjanjian Baru (3:1-18)
2. Pelayanan
Yang Terbukan dan Dalam Kebenaran(4:1-6)
3. Pelayanan
Dalam Penderitaan Pribadi(4:7-5:10)
4. Pelayanan
Dalam Penyerahaan Yang Penuh Belas Kasih (5:11-6:1-10)
D.Permintaan Pribadi dan Rasa Hormat Yang
Penuh Kasih Sayang Bagi Orang Korintus
II.
Pengumpulan Uang Bagi Orang Kristen di
Yerusalem yang Membutuhkan Bantuan (8:1-9:15)
A. Sifat
Kemurahan Hati Kristen (8:1-15)
B. Titus
Mengepalai Urusan Pengumpulan Uang itu (8:1-24)
C. Imbauan
Untuk Tanggapan yang Segera (9:1-5)
D. Imbauan
Untuk Tanggapan yang Berkemurahan Hati 99:6-15)
III.Jawaban
Paulus Kepada Minoritas Jemaat yang Melawan (10:1-13:10)
A. Jawaban
Terhadap Tuntutan Sifat Pengecut dan Kelemahan (10:1-10)
B. Keengganan
Paulus Untuk Mermbela Kerasulan (11:1-12:18)
1. Minta
Maaf Terhadap Nada Menyombongkan diri (11:1-15)
2. Menegaskan
Bahwa Ia Tidak Lebih Rendah Dari pada penganut Yudaisme (11:16-12:10)
3. Menuntut
Pengakuan yang Sah atas kerasulan (12:12-18)
C. Kunjungan
Ketiga yang Mendatang Disebut Sebagai bSuatu Peringatan (12:19-13:10)
1. Kekuatiran
Terhadap Jemaat Korintus (12:19-21)
2. Ketetapan
Hati untuk Bersikiap Tegu h
(13:1-10)
3. Penutup
(13:11-14)
Struktur
2 Korintus yang terdapat dalam Survei Perjanjian Baru [17]
adalah sebagai berikut :
I.
Salam Pembuka 1:1-2
II.
Penjelasan Tentang
Perilaku Pribadi 1:3-2:13
III.
Pembelaan Pelayanan
Paulus 2:14-7:4
Sifat Pelayanannya 2:14-3:18
Ketulusan Pelayanannya 4:1-6
Kegigihan Pelayananya 4:7-15
Masa Depan Pelayanan 4:16-5:10
Kesadaran Pelayanannya 5:11-19
Contoh Pelayanannya 5:20-6:10
Himbauan Pelayananya 6:11-7:4
IV.Komentar
Tentang Pengaruh Dari Suratnya 7:5-16
V.Karunia
Memberi 8:1-9:15
VI.Pembelaan
Pribadi 10:1-12:13
VII.Persiapan
Perkunjungan 12:14-13:10
VIII.Salam
Penutup 13:11-14
2.4. kedudukan Nats Yang
diDitafsir Dalam Struktur Kitab
Nats
2 Kor 9:1-15 dikelompokkan dalam poin Pengumpulan Uang bagi orang Kristen di
Yerusalem yang membutuhkan bantuan
(9:1-5), dimana nats 2 Korintus dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu supaya
mempersiapkan sumbangan (9:1-5) dan harus memberi dengan sukacita sehingga akan
mendapatkan berkat (9:6-15).
2.5. Sitz In Leben
1. Konteks
Ekonomi
Secara
umum, perekonomian penduduk Korintus ditopang oleh pedagang. Adanya 2 pelabuhan
besar merupakan faktor mendukung perdagangan di kota tersebut.
2. Konteks Agama
Ramainya
Korintus sebagai kota pelabuhan yang membawa banyak orang membuat agama di kota
Korintus juga banyak. Segala macam agama, aliran dan kepercayaan mendapat
penganut di kota itu, baik dari Yunani maupun Romawi. Dan hal ini didikung oleh
sikap penduduk Korintus yang terbuka terhadap pengaruh asing.[18]
3.Konteks Sosial
Budaya
Dapat
kita ketahui dari penjelasan terdahulu bahwa kota Korintus memiliki kesenian-
kota dihiasi gedung-gedung yang elok serta patung-patung byang indah- olahraga
(9:24) dan ilmu pun sangat maju (1:19-25). Karena memiliki sejumlah besar
sekolah, ahli filsafat dan seniman, budaya helenis sangat berpengaruh besar.[19]
2.6.2 Konteks
khusus ( konteks keagamaan)
Adanya
hasutan kepada jemaat di Korintus dari orang Kristen Yahudi yang datang dari
Palestina (2 Korintus 11:12). Meskipun mereka keturunan Yahudi, namun mereka
tidak termasuk golongan yang mau membebankan sunat dan hukum taurat. Mereka
membanggakan mendapat pernyataan dan penglihatan khusus (2 Korintus 1,7,11).
Hasut itu berisi bahwa kelakuan Paulus tidak mantap dan tidak dapat
dipercaya (2 Korintus 1:15-17),
surat-suratnya mendua , Paulus tidak mempunyai surat rekomendasi dari injilnya
tidak jelas dan kelakuan Paulus menjadibatu sandungan (2 Kor 6:3) karena Paulus
licik memperkaya dirinya dan hanya pura-pura tidak mau menerima sumbangan dari
jemaat (2 Kor 11:7-9, 12:13).
2.6.Analisa Teks
2.7.1.
Perbandingan Bahasa
Disini
kami para penyaji melakukan perbandingan bahasa menggunakan Alkitab LAI, BBT
dan NIV dengan membandingkan dengan NTG.
Ayat
1 tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat
2
LAI : kerelaan hatimu
BBT : ringgas ni rohamuna (kerajinan
hati kalian)
NIV : eagerness (hasrat)
NTG : προθυμίαν (eagerness=hasrat)
Keputusan,
yang mendekati NTG adalah NIV.
Ayat
3-5 : tidak ada perbedaan yang
signifikan.
Ayat
6
LAI : menabur sedikit
BBT : manaburhon otik (menaburkan
sedikit)
NIV : sows sparingly (menaburkan
dengan hemat)
NTG : σπείρων φειδομένως (sows sparingly=menabur dengan
hemat)
Keputusan,
yang mendekati NTG adalah NIV.
Ayat
9-15 tidak ada perbedaan yang signifikan
2.7.2. Kritik
Aparatus
Ayat
4: dalam ayat ini terdapat kata λεγω yang artinya “saya berkata”. Dimana kata
ini memiliki tingkat keragu-raguan yang cukup besar. Namun kata ini didukung
oleh naskah Ephraemi Rescriptus abad V, naskah Claromantanus abad VI, naskah
Boemerianus abad IX, minuskul 048 abad V. Namun ada usulan kata λεγωμεν yang
artinya “kami berkata”. Kata ini didukung oleh naskah Sinaincus abad IV, naskah
Vancanus abad IV, naskah Lenigrad abad IX, minuskul 0209 abad VII dan minuskul
0243 abad X.
Kami
penafsir menolak usulan tersebut karena semakin memperkabur makna teks.
Ayat
12: dalam ayat ini terdapat kata εύχαριστιων yang artinya “pengucapan syukur”.
Kata ini memiliki tingkat keaslian dengan sedikit keragu-raguan. Namun kata ini
didukung oleh naskah Sinaincus abad IV, naskah Vahcanus abad IV, naskah
Ephraeni Rescriptus abad V, minuskul 048 abad V, minuskul 0209 abad VII. Namun
ada usulan kata εύχαριστια yang artinya “rasa syukur”.
Kami
penafsir menerima
usulan kritik aparatus karena semakin
memperjelas makna teks.
2.7.3 Terjemahan
Akhir
Ayat
9:1 Tentang pelayanan kepada orang-orang kudus tidak perlu lagi aku
menuliskannya kepada kamu.
Ayat
9:2 Aku telah tahu hasrat hatimu
yang aku megahkan kepada orang-orang Makedonia. Kataku: "Akhaya sudah siap
sedia sejak tahun yang lampau." Dan kegiatanmu telah menjadi perangsang
bagi banyak orang.
Ayat
9:3 Aku mengutus saudara-saudara seiman itu, agar kemegahan kami dalam hal ini
atas kamu jangan ternyata menjadi sia-sia, tetapi supaya kamu benar-benar siap
sedia seperti yang telah kukatakan,
Ayat
9:4 supaya, apabila orang-orang Makedonia datang bersama-sama dengan aku,
jangan mereka mendapati kamu belum siap sedia, sehingga kami -- untuk tidak
mengatakan kamu -- merasa malu atas keyakinan kami itu.
Ayat
9:5 Sebab itu, aku merasa perlu mendorong saudara-saudara itu untuk berangkat
mendahului aku, supaya mereka lebih dahulu mengurus pemberian yang telah kamu
janjikan sebelumnya, agar nanti tersedia sebagai bukti kemurahan hati kamu dan
bukan sebagai pemberian yang dipaksakan.
Ayat
9:6 Perhatikanlah ini: Orang yang menabur
dengan hemat, akan menuai dengan
hemat juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
Ayat
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan
sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita.
Ayat
9:8 Lagi pula, Allah sanggup melimpahkan segala anugerah kepada kamu, supaya
kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di
dalam pelbagai perbuatan baik.
Ayat
9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang
miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
Ayat
9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga
yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan
buah-buah kebenaranmu;
Ayat
9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan
syukur kepada Allah oleh karena kami.
Ayat
9:12 Sebab pelayanan kasih yang kamu baktikan ini bukan hanya mencukupkan
keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan rasa syukur
kepada Allah.
Ayat
9:13 Oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan
Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena
kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua
orang,
Ayat
9:14 sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu karena anugerah
Allah yang melimpah di atas kamu.
Ayat
9:15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!
2.9 Tafsiran
Ayat
1: secarah harfiah: Mengenai pelayanan (yang
adalah) kepada orang-orang Kudus, bagi
saya tidak perlu (terus-menerus)
menulis kepadamu. Menuliskan,
artinya: terus menulis. Sekalipun demikian, Paulus terus saja menulis.[20] Agaknya Paulus meneruskan pokok yang
dibicarakan dalam pasal 8 dan 1 Kor 16: 1-4, sekalipun ada beberapa orang yang
menganggap pasal 9 ini sebagai sebuah catatan tersendiri dari Paulus, yang
ditulis lebih dahulu daripada pasal 8 dan dibawa oleh Titus, yang diutus
(secara dugaan) sebagai pembawa pasal 9, yang disebut dalam 8:6. Kebanyakan
para ahli memilih pemecahan yang pertama, yang lebih sederhana.[21]
Ayat
2: Paulus tinggal di Korintus 18 bulan (Kis 18:11; lih. Pengantar ‘Korintus’);
ia tahu kegiatan mereka untuk menolong. Aku
megahkan. Ia masih melakukan hal itu hingga sekarang. Akhaya adalah provinsi Romawi, mulai dari Istmus Korintus ke
selatan. Sudah siap sedia, artinya:
‘sudah membuat persiapan-persiapan’. Pengumpulan uang itu belum selesai. Sejak tahun yang lampau; 8:10.[22]
Orang-orang Kristen di Akhaya (termasuk jemaat Korintus) mempunyai ciri khas kerelaan hati, persiapan (sudah siap sejak tahun yang lampau) dan kegiatan. Kata kerja erethizo yang diterjemahkan dengan perangsang digunakan disini dalam arti
baik – “mendorong.” Satu-satunya pemakaiannya di tempat lain dalam Perjanjian
Baru (Kol 3:21) adalah dalam arti jelek – “menjengkelkan, menyakitkan hati”[23]
Ayat
3: Aku mengutus. Kemurahan hati orang
Korintus tidak diragukan, hanya kecakapan mereka untuk siap dengan pengumpulan
itu pada waktunya. Tentu Paulus ingin menghindarkan diri dari dijatuhkan
namanya; sebab apa yang sudah ia ceritakan kepada orang-orang lain tentang
maksud orang Korintus, karena Allah, sudah menggerakkan (ayat 2) kemurahan hati
diantara orang-orang Makedonia.[24]
Paulus percaya sepenuhnya bahwa sarana itu perlu untuk mencapai tujuan. Ayat
ini banyak mengandung banyak penerapan rohani (bdg. Kis. 27:24, 31).[25]
Ayat
4: Paulus sendiri akan segera datang dengan beberapa orang Makedonia untuk menerima dana bantuan dari orang Korintus, serta
membawanya ke Yerusalem (Rm 15:25).[26]
Sebuah kemungkinan yang tidak diinginkan dinyatakan dalam jangan mereka mendapati kamu belum sedia (me pos: bdg. Pemakaiannya dalam 2:7; 11:3; 12:20).[27]
Ayat
5: Berangkat mendahului aku. Paulus
memberi kesempatan kepada orang-orang Korintus untuk mempercepat pengumpulan
uang itu sebeelum ia bersama kelompoknya datang. Paulus juga ingin sekali
menghindarkan tiap fitnahan yang dapat timbul seandainya ia sendiri menangani
pengumpulan uang itu. Sebagai bukti
kemurahan hati kamu dan bukan sebagai pemberian yyang dipaksakan: turut
serta dalam pengumpulan uang itu, bukan dengan maksud menyimpan sebanyak
mungkin untuk diri mereka, tapi dengan harapan sejati bahwa penerima-penerima
akan mendapat berkat dan faedah.[28]
Penggunakan kata dahulu/sebelum sebanyak
tiga kali penting untuk dicatat: berangkat
mendahului aku ... lebih dahulu mengurus dan yang telah kamu janjikan
sebelumnya. Yang dipaksakan dapat
diterjemahkan menjadi “keserakahan, kerakusan, ketamakan, iri hati”.[29]
Sebagai
rangkuman ayat 1-5: bagian ini menetapkan
dua jemaat, di
Makedonia dan Yunani di bagian
selatan, dalam beberapa jenis kontras.
kita telah melihat Paulus memuji sebelumnya (8:1-5),
sekarang giliran dari Akhaya akan mendorong
dengan lembut untuk bertindak tetapi
juga diingatkan kepercayaan
Paulus (ayat 3)
pada mereka. Kehormatan Paulus yang dipertaruhkan karena ia sudah metetapkan
Akhaya sebagai model
kesiapan untuk berkontribusi. tetapi keterlambatan mereka dalam menyelesaikan masalah ini, dengan alasan di mana hanya
bisa menebak, tampaknya meragukan kehormatan Paulus yang telah didirikan atas mereka. jadi sekarang dia menghimbau mereka untuk memenuhi tugas ini dan, dengan demikian, untuk mengkonfirmasi harapannya terhadap mereka. di atas semua itu, dia ingin uang itu menjadi hadiah secara gratis datang dan murah hati
dalam jumlahnya. Dia mengambil dari sejumlah
cara ekspresif mendapatkan
awal kebenaran (ayat
2,5), terutama di ayat yang terakhir: "Saya
ingin uang itu sebagai hadiah yang murah
hati, bukan sebagai uang perasan dari kalian". dalam hal teologi pastoral,
kami melakukannya dengan baik untuk
mengamati gaya dan substansi penanganan Paulus
tentang isu yang sensitif (penggalangan
uang adalah pekerjaan yang amat tidak
enteng!): sebagai perbandingan, dengan
contoh Makedoni sebagaia patokan,
ada sumber untuk memalukan, jangan kelambanan Akhaya
ini harus pula mencerminkan
dampak negatif pada kepercayaan Paulus dalam mereka atau mereka sendiri menghormati diri sendiri,
dan ada penarikan kembali kesetiaan dalam menjaga janji seseorang.[30]
Ayat
6: 1. Prinsip-prinsip yang ditarik dari
Alam (9:6). Hubungan antara menabur dan menuai terungkap pula di alam
rohani, “Barangsiapa menabur berdasarkan berkat, akan menuai juga atas dasar
berkat”.[31]
Demikianlah mereka harus menabur banyak bukan
hemat.
Gagasan dasar tentang menuai apa yang ditabur (Ams 11:24 dab; 19:17) diterapkan
dalam Gal 6:7-10 kepada penuaian rohani, dan dalam Mat 6:14-15 kepada
pengampunan; bnd. Mat 7:1, 2; 10:42; Luk 6:34-38. ‘ adalah baik untuk
mengungkapkan kepada orang-orang akibat-akibat yang ditentukan Allah bagi
perbuatan mereka, sebagai dorongan untuk mrngawasi tingkah laku mereka’.[32]
2.
Prinsip-prinsip yang ditarik dari sifat Allah (9:7-10).
kiIta dapat merangkum bagian ini sebagai berikut: (1) orang yang terlibat – masing-masing; (2) bagian
keterlibatannya – menurut kerelaan
hatinya; (3) tempatnya- hatinya: (4)
penyimpangan – dengan sedih hati atau
karena pakasaan: (5) prinsip yang dipakai – sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Ayat
8. Sangat harfiah: Nah Allah sanggup melimpahkan segala kasih
karunia kepadamu supaya kamu, karena selalu berkecukupan di dalam segala hal,
dapat rajin berbuat baik. Perhatikan pengulangan kata segala. Tentang Allah lihat Matius 3:9; 10:28: Markus
2:7; Efesus 3:20; Yudas 24. Kata benda berkecukupan
(auterkeia) di dalam Perjanjian
Baru hanya dipakai dalam 1 Timotius 6:6 (tetapi Paulus menggunakan bentuk kata
sifatnya untuk dirinya di dalam Filipi
4:11). Kata ini, yang dipakai oleh kaum Stoa, melukiskan “keadaan hidup
sempurna di mana tidak diperlukan bantuan dan dukungan lagi” (Thayer, Lexicon). Kata kesanggupan (hikanotes) dalam II Korintus 3:5
menunjuk kepada “kemampuan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu”. Kedua
istilah ini tidak sama: seseorang mungkin memiliki yang satu tanpa memilki yang
lain. [33]
Ayat
9. Sang Rasul memakai susunan seperti ada tertulis sebanyak dua belas
kali di dalam surat Roma, dua kali di dalam I Korintus, dan dua kali di dalam
surat ini (8:15 Dan disini). Dia tidak
memakainya di tempat lain. Kutipannya diambil dari Mazmur 112:9 (LXX). Kebenaran yang abadi berhubungan dengan
upah dan bukan keselamatan (bdg. II Tim. 4:8;
Why. 19:8; 22:11).
Ayat
10. Pelimpahan Alam ini (Ia yang menyediakan) merupakan jaminan
dari kelimpahan kasih karunia (akan
menydiakan ... dan ... melipatgandakan ... dan menumbuhkan).[34]
Dukungan Alkitab itu diambil dari Mzm 112:9; Yes 55:10; Hos 10:12. Ia yang menyediakan. Yes 55:10 hanya
menyebut ‘memberikan’. Paulus mempergunakan suatu istilah yang lebih kaya
seperti dalam Gal 3:5. Benih, yang
dapat ditabur, juga berasal dari Allah (5:18). Penaburan yang diberkati Allah,
ialah pemberian dalam ayat 6-8. Akan
menyediakan; bnd Flp 4:15,19. Melipatgandakan.
Daya guna benih itu, karena Allah, jauh lebih besar daripada wujudnya. Kebenaran; perbuatan yang benar, didalam
hal ini: kemurahan hati.[35]
3.
Prinsip-prinsip yang ditarik dari sifat
Kristen (9:11-15). 11. Prinsip
pertama adalah memperkaya kerohanian. Secara harfiah: di dalam segala hal diperkaya dengan segala kemurahan
( seperti dalam 8:2) sehingga
(relatif kualitatif, seperti dalam 8:10) menghasilkan
(lihat 4:17) melalui kami ucapan syukur
kepada Allah. 12. Prinsip kedua
inilah ucapan syukur. Pelayanan disini
(leitourgia: bdg. Pemakaianya dal
Luk. 1:23; Flp 2:17, 30; Ibr. 8:6; 9:21)
menekankan aspek pelayanan dari
sumbangan itu. Kata kerja melimpahkan
merupakan terjemahan prosanapleroõ
yang artinya “memenuhi dengan menambahkan terus” (A. T. Robertson). Memberi
untuk memenuhi kebutuhan orang lain meningkatkan syukur kepada Allah.[36] serta mendorong kasih dan doa yang
timbal balik (ayat 14).[37]
Ayat
13: Prinsip yang ketiga adalah ketaatan.
Ujian dalam pelayanan ini menghasilkan
dua keuntungan: (1) orang-orang Kristen di Yerusalem akan memuliakan Allah karena ketaatan kamu; (2) mereka dengan demikian
akan mengenal “kesungguhan persekutuanmu” terhadap semua orang percaya.
Ayat
14: Prinsip keempat adalah doa. Tentang merindukan (eppotheo)
lihat 5:2. Untuk memahami kasih karunia
yang melimpah (huperballo) baca
pemakaian istilah ini di bagian lainnya (3:10; Ef, 1:19; 2:7; 3:19).[38]
Paulus terus membayangkan efek dari kontribusi Korintus
yang ia yakini akan terwujud,
Paulus melihat ikatan baru antara Yahudi dan non-Yahudi
Kristen yang dipalsukan. orang percaya Yahudi, melihat kasih karunia Allah yang lebih nampak dalam Kristen
non-Yahudi, akan lama bagi
mereka dan berdoa bagi mereka. dengan cara ini salah satu tujuan utama nya sejauh tujuan Paulus(yaitu untuk mempromosikan persatuan) sudah dipenuhi.[39]
Ayat
15: Prinsip kelima adalah pujian. Di
sini kita berhadapan dengan “luapan terima kasih Paulus atas anugerah berupa
Putra Allah”. Bdg. Yohanes 3:16; Roma 6:23.[40]
Paulus menutup bagian ini dengan tentang hal memberi dengan kembali kepada
‘karunia ilahi yang mengilhami segala pemberian’, yaitu Yesus, Juruselamat
(8:9; 1 yoh 5:11). Yang tak terkatakan. Bahasa manusia tidak
sanggup menguraikan luas yang sepenuhnya, baik dari karunia maupun dari akibat-akibatnya (Rm 8:32).[41]
Dalam ayat 6-15
diatas Paulus menggunakan perumpamaan pertanian untuk menekankan poin yang dibuat di pasal
5 tentang hadiah yang sukarela, dan untuk
menggambarkan Allah sebagai seseorang
yang memperkaya umat-Nya
yang ada di mana-mana untuk memberikan
kemurahan hati dan sebagainya untuk mendorong pembacanya untuk bermurah hati (pasal 6-10 ). Kemudian
ia menjelaskan apa yang ia lihat hasil dari
respon luar biasa dari Korintus yang ia
harapkan. kebutuhan orang Kristen
Yahudi di Yudea akan
dipenuhi, dan mereka akan
menawarkan syukur kepada Allah,
mengakui ketaatan Kristen bukan Yahudi yang
'kepada Injil dan
kasih karunia Allah melampaui
yang bekerja pada mereka, dan begitu lama akan
bagi mereka dan berdoa untuk mereka . singkatnya,
hasilnya adalah akan peningkatan kesatuan gereja (pasal
11-14). Bagian terakhir ditutup dengan anggapan
terima kasih kepada Tuhan atas 'hadiah tak terungkapkan' nya, yang sama seperti yang
terdengar dalam 8:9.[42]
2.10.
Thema Teologis
Marilah kita menerapkan Teologi persembahan.
[1] C. K. Barrett, A Commentary On
The Second Epistel To The Corinthians, (USA : Hendrikson Publisher, 1987),
1
[2] C. Groenen OFM, Pengantar perjanjian Baru, (Jogjakarta :
Kanasius, 1984), 227
[3] M. E. Duyverman, Pembimbing
Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK-GM, 2008),
98
[4] C. Groenen OMF, Op. Cit., 288
[5] Walter M. Dunnett, Pengantar Perjanjian Baru, (Malang: Gandum
Mas, 1963), 56
[6] William Marxen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta :
BPK-GM, 2000), 56
[7] Frances Blankenbaker, Inti
Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 1989), 272
[8] Willi Marxen, Op. Cit., 86-102
[9] M. E. Duyverman,Op. Cit.,
107
[10] Ibid., 107
[11] John Balcin, dkk, Intisari
alkitab Perjanjian Baru, (Jakarta : Persekutuan Pembaca Alkitab, 2001), 53
[12].............., Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1: A-L,
(Jakarta: Yayasan Bina Kasih / OFM,
1982), 597
[13] John Balcin, Op. Cit., 53
[14] Meryll C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang : Gandum
Mas , 2003), 372
[15] Tim Penyusun, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum
Mas, 2006), 1917
[16] Ibid., 1916
[17] Merrll C. Tenney, Op. Cit., 372
[18] C. Groenen OFM, Op. Cit., 277
[19] Tim penyusun Lembaga Biblika Indonesia, Surat-Surat Paulus 2,
(Jogyakarta : Kanasius, 1991), 10
[20] Ed. Charles F. Pfeifer,
Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible
Commentary Vol. 3 New Testament, (Chicago:
Moody Bible Institute, 1962), 690
[22] Ibid, 554
[28] Ibid, 690
[30] RalphP. Martin, Word Biblical
Commentary vol. 40 2 Corinthians, (Nashville: Thomas Nelson Publisher,
1798), 286
[34] Ibid, 691
[39] Colin Kruse, Tyndale New
Testament Commentary, (England, Inter-Varsity Press Leicester, 1987), 168
[40] Ibid, 691
[42] Colin Kruse, Tyndale New
Testament Commentary, 164
Tidak ada komentar:
Posting Komentar