Senin, 14 Oktober 2013

Hermeneutika PB

Tafsiran Terhadap 2 Korintus 9:1-15
I.                   Pendahuluan
Untuk menentukan arti dan makna teks yang sesungguhnya, kita harus menafsirkan teks tersebut. Pada sajian kali ini kami akan mencoba menggali arti dan makna yang sesungguhnya dengan cara menafsirkan teks yaitu yang diambil dari 2 Korintus 8:1-24. Semoga pemaparan teks kali ini dapat bermanfaat bagi kita.
II.                Pembahasan
2.1.Latar belakang historis
Korintus adalah wilayah yang strategis, perniagaan yang ramai karena letaknya yang sangat istimewa, yakni pada suatu tanah kering. Wilayahnya mencakup 5 mil dari Utara  Lechaeum di dataran Tinggi Korintus dan 7,25 mil dari Timur Chenchreae di lembah Saron. Daerah Korintus di dominasi oleh daerah perbukitan dengan ketinggian 1857 kaki.[1] Kota Korintus terletak di lajur tanah yang menggabungkan  Yunani Selatan dengan Yunani Utara, disebelahnya terdapat pelabuhan yang baik, yaitu Kengkrea di sebelah Timur  dan Likaionia di sebelah Barat. Korintus menjadi pusat perdagangan antara Italia dengan Asia Barat . tetapi bukan saja perniagaan yang sangat penting, kesenian kota dihiasi gedung-gedung yang elok serta patung-patung yang indah dan ilmu pengetahuan juga sangat tinggi.
Kota Korintus dipenuhi oleh bermacam-macam bangsa dan suku. Sebagian besar penduduknya adalah budak, buruh tukang, pedang kecil. Tidak jarang terjadi kerusuhan sosial yang terutama menyangkut orang kaya yang berkuasa dan buruh, tukang bdan pedagang kecil. Mereka kelap kali terpaksa memanggur karena tidak dapat bersaing dengan usahawan kaya yang lebih suka memperkerjakan budak murah dari pada orang kecil yang merdeka. Ada perbedaan besar dan ketegangan antara kelompok kecil yang kaya dengan masyarakat kecil.[2]
Sebagai tempat pertemuan, kota ini merupakan sarang agama, baik yang asli Yunani, maupun yang asing. Dan Korintus ini menjadi pusat pemerintahan , ibukota dari Akhaya tempat pr4oconsul Romawi.[3] Dewi yang paling dipuja di Korintus adalah Aphrodite ( Latin : Venus), ialah dewi cinta birahi. Kuilnya banyak dikunjungi orang, pelacuran dianggap hal biasa. Di Korintus cinta yang diperjualbelikan , biasa saja dan menjadi barang dagangan yang laris manis dan hal ini didukung dengan suasana kota pelabuhan dan perdagangan seperti Korintus. Penduduk Korintus terbuka terhadap pengaruh asing.[4]
2.2.Latar belakang kitab
Setelah Paulus menulis surat 1 Korintus, Paulus menunggu jawaban dari suratnya yang pertama di Efesus.[5] Mungkin ia berharap agar utusannya dan suratnya akan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan di jemaat Korintus, karwena Timotius disebut-sebutb dalam 2 Korintus 1:1 sebagai rekan pengirim surat, tentunya saat itu ia telah kembali kepada Paulus. Dan telah terjadi ketegangan-ketegangan lebih lanjut antara Paulus dengan jemaat.[6] Jemaat telah menerima ajaran palsu. Para guru palsu juga berusaha mengajak orang percaya supaya berpaling dari Paulus. Paulus menjelaskan kepada para penganut Yesus di Korintus tentang pelayanannya dan memberi berbagai nasehat kepada mereka .[7] Ada pendapat yang mengatakan bahwa surat 2 Korintus yang kita miliki sekarang bukanlah suatu tulisan yang utuh. Ada beberapa pasal yang tidak menunjukkan kesinambungan. Misalnya saja dalam pasal 8 bdan 9. Pasal 8 merupakan surat dukungan untuk Titus dan rekan –rekannya yang harus menyelesaikan pengumpulan dan di Korintus ( 8:6,16-19,22). Gereja-gereja Mekedonia dipuji sebagai contoh bagi orang Korintus, namum pasal 9 tidak disebutkan semangat teladan orang-orang Makedonia melainkan sebaliknya semangat orang-orang  Akhaya untuk mengumpulkan dan dan itu dipuji sebagai teladan bagi orang Makedonia. Karena itu kedua keadaan ini mengandaikan dua keadaan yang berbeada dan karenanya tidak mungkin awalnya merupakan kesatuan. Penyuntingan semata-matanya menempelkan satu bagian kepada bagian yang lainnya. Surat-surat mengenai pengumpulan dana dan surat “ air mata” disatukan dalam ayat perujukan. Apologianya kemudian disisipkan, dan seluruh surat itu kemudian ditutup dengan surat air mata yang sangat pedas.[8]
2.2.1.      Penulis dan waktu penulisan
 Surat ini begitu erat hubungannya dengan 1 Korintus, sehinggga di sini juga tak usah kita ragukan ketulenanya  yaitu bahea Paulus sendirilah yang menulis surat 2 Korintus.[9] Surat ini jelas ditulis di Makedonia. Surat ini dikirim setelah Paulus bertemu dengan Titus di Makedonia. Setelah Paulus selesai menulis surat 2 Korintus ini ia mengirim melalui Titus  dan Titus diiringi beberapa perwakilan jemaat di Makedonia ( 8:17-24,12:18).
Mengenai waktu penulisannya, menurut Kis 20:6, paulus berangkat dari Filipi ke Yerusalem sesudah hari raya  roti yang berlangsung mengikuti Paskah kira-kira pada bulan ke 4 tahun 56.[10] Atau satu tahun setelah surat 1 Korintus dikirim yaitu pada 55 M.[11] Penafsir menyimpulkan bahwa penulisan  surat 2 Korintus ini ditulis pada 56 M. Ini berkaitan dengan orang Makedonia yang telah diberitahukan bahwa Korintus telah siap dengan sumbangan mereka untuk Yerusalem setahunyang lalu (8:10; 9:2), dan karena setelah 3 bulan di Akhaya Paulus meninggalkan Makedonia paling lambat menjelang April ( Band Kis 20:3,6), dapat disimpulkan bahwa 2 korintus dituliskan pada musim gugur dari  tahun dimana 1 korintus ditulis.[12]  
2.2.2.      Tujuan dan tema kitab korintus
a.      Tujuan
             ini ditulis oleh Paulus ke jemaat Korintus , ini bertujuan untuk memberitahukan jemaat Korintus betapa besar arti perubahan pikiran mereka bagi Paulus.[13] Dimana surat ini ditulis bukan hanya untuk membela diri terhadap beberapa kecaman yang dilontarkan oleh jemaat Korintus, tetapi juga terhadap fitnah yang dilontarkan oleh musuh-musuh yang mewartakan injilNya.[14]

b.      Tema
Setelah penafsir membaca teks yang akan ditafsir, maka penafsir menyiompulkan bahwa tema dari 2 Korintrus ialah : pembelaan diri Paulus dan Pelayanannya.
2.2.3.      Ciri-ciri 2 korintus
empat ciri Utama yang menandai surat 2 Korintus ini yaitu :
·         Kitab ini merupakan surat yang paling banyak memberitahukan riwayat hidup Paulus. Banyak petunjuk pada dirinya ini, dibuatnya dengan rendah hati , minta maaf bahkan dengan malu, tetapi karena terpaksa mengingat situasi yang ada di Korintus.
·         Kitab ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dan hal menyatakan kuatnya dan dalamnya kasihnya serta keperihatinan bagi anak rohaninya.
·         Kitab ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai penderitaan Kisten (1:3-11;4:7-18;6:3-10;11:23-30;12:1-10) dan mengenai hal memberi secara Kristiani ( psl 8-9)
·         Istilah-istilah kunci seperti : kelemahan, dukacita, air mata, bahaya. Kesukaran, penderitaan, penghiburan, lemegahan,kebenaran, pelayanan, dan kemuliaan, menggaris bbahahi sifat unik dari surat ini.[15]

2.3. Struktur Kitab
Dalam hal ini , penafsir menampilkan 2struktur kitab yaitu Alkitab Penuntun dan Survei Perjanjian Baru.
Struktur kitab menurut Alkitab Penuntun [16]
I.                   Pembelaan Paulus Demu Kepentingan  Mayoritas Jemaat Yang Setia ( 1:12-7:16)
A.    Penyangkalan Atas Tuduhan Bahwa Ia Plinplan ( Berpendirian tidak tetap ) (1:12-22)
B.     Penjelasan Mengenai Perubahan Perjalanannya (1:23-2:7)
C.     Penjelasan mengenai sifat pelayanannya ((3:1-6:10)
1.      Terhadap Suatu Perjanjian Baru (3:1-18)
2.      Pelayanan Yang Terbukan dan Dalam Kebenaran(4:1-6)
3.      Pelayanan Dalam Penderitaan Pribadi(4:7-5:10)
4.      Pelayanan Dalam Penyerahaan Yang Penuh Belas Kasih (5:11-6:1-10)
       D.Permintaan Pribadi dan Rasa Hormat Yang Penuh Kasih Sayang Bagi Orang Korintus
II.  Pengumpulan Uang Bagi Orang Kristen di Yerusalem yang Membutuhkan Bantuan (8:1-9:15)
A.      Sifat Kemurahan Hati Kristen (8:1-15)
B.       Titus Mengepalai Urusan Pengumpulan Uang itu (8:1-24)
C.       Imbauan Untuk Tanggapan yang Segera (9:1-5)
D.      Imbauan Untuk Tanggapan yang Berkemurahan Hati 99:6-15)
III.Jawaban Paulus Kepada Minoritas Jemaat yang Melawan (10:1-13:10)
A.    Jawaban Terhadap Tuntutan Sifat Pengecut dan Kelemahan (10:1-10)
B.     Keengganan Paulus Untuk Mermbela Kerasulan (11:1-12:18)
1.      Minta Maaf Terhadap Nada Menyombongkan diri (11:1-15)
2.      Menegaskan Bahwa Ia Tidak Lebih Rendah Dari pada penganut Yudaisme (11:16-12:10)
3.      Menuntut Pengakuan yang Sah atas kerasulan (12:12-18)
C.     Kunjungan Ketiga yang Mendatang Disebut Sebagai bSuatu Peringatan (12:19-13:10)
1.      Kekuatiran Terhadap Jemaat Korintus (12:19-21)
2.      Ketetapan Hati untuk Bersikiap Tegu            h (13:1-10)
3.      Penutup (13:11-14)
Struktur 2 Korintus yang terdapat dalam Survei Perjanjian Baru [17] adalah sebagai berikut :
I.                   Salam Pembuka                                                     1:1-2
II.                Penjelasan Tentang Perilaku Pribadi                     1:3-2:13
III.             Pembelaan Pelayanan Paulus                                2:14-7:4
Sifat Pelayanannya                                               2:14-3:18
Ketulusan Pelayanannya                                       4:1-6
Kegigihan Pelayananya                                         4:7-15
Masa Depan Pelayanan                                         4:16-5:10
Kesadaran Pelayanannya                                      5:11-19
Contoh Pelayanannya                                           5:20-6:10
Himbauan Pelayananya                                         6:11-7:4
IV.Komentar Tentang Pengaruh Dari Suratnya         7:5-16
V.Karunia Memberi                                                    8:1-9:15
VI.Pembelaan Pribadi                                                 10:1-12:13
VII.Persiapan Perkunjungan                                       12:14-13:10
VIII.Salam Penutup                                                    13:11-14

2.4. kedudukan Nats Yang diDitafsir Dalam Struktur Kitab
Nats 2 Kor 9:1-15 dikelompokkan dalam poin Pengumpulan Uang bagi orang Kristen di Yerusalem yang membutuhkan  bantuan (9:1-5), dimana nats 2 Korintus dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu supaya mempersiapkan sumbangan (9:1-5) dan harus memberi dengan sukacita sehingga akan mendapatkan berkat (9:6-15).
2.5. Sitz In Leben
1. Konteks Ekonomi
Secara umum, perekonomian penduduk Korintus ditopang oleh pedagang. Adanya 2 pelabuhan besar merupakan faktor mendukung perdagangan di kota tersebut.
2. Konteks Agama
Ramainya Korintus sebagai kota pelabuhan yang membawa banyak orang membuat agama di kota Korintus juga banyak. Segala macam agama, aliran dan kepercayaan mendapat penganut di kota itu, baik dari Yunani maupun Romawi. Dan hal ini didikung oleh sikap penduduk Korintus yang terbuka terhadap pengaruh asing.[18]
3.Konteks Sosial Budaya
Dapat kita ketahui dari penjelasan terdahulu bahwa kota Korintus memiliki kesenian- kota dihiasi gedung-gedung yang elok serta patung-patung byang indah- olahraga (9:24) dan ilmu pun sangat maju (1:19-25). Karena memiliki sejumlah besar sekolah, ahli filsafat dan seniman, budaya helenis sangat berpengaruh besar.[19]
2.6.2 Konteks khusus  ( konteks keagamaan)
Adanya hasutan kepada jemaat di Korintus dari orang Kristen Yahudi yang datang dari Palestina (2 Korintus 11:12). Meskipun mereka keturunan Yahudi, namun mereka tidak termasuk golongan yang mau membebankan sunat dan hukum taurat. Mereka membanggakan mendapat pernyataan dan penglihatan khusus (2 Korintus 1,7,11). Hasut itu berisi bahwa kelakuan Paulus tidak mantap dan tidak dapat dipercaya  (2 Korintus 1:15-17), surat-suratnya mendua , Paulus tidak mempunyai surat rekomendasi dari injilnya tidak jelas dan kelakuan Paulus menjadibatu sandungan (2 Kor 6:3) karena Paulus licik memperkaya dirinya dan hanya pura-pura tidak mau menerima sumbangan dari jemaat (2 Kor 11:7-9, 12:13).
2.6.Analisa Teks
2.7.1. Perbandingan Bahasa
Disini kami para penyaji melakukan perbandingan bahasa menggunakan Alkitab LAI, BBT dan NIV dengan membandingkan dengan NTG.
Ayat 1 tidak ada perbedaan yang signifikan
Ayat 2
LAI                 : kerelaan hatimu
BBT                : ringgas ni rohamuna (kerajinan hati kalian)
NIV                : eagerness (hasrat)
NTG                : προθυμίαν (eagerness=hasrat)
Keputusan, yang mendekati NTG adalah NIV.
Ayat 3-5          : tidak ada perbedaan yang signifikan.
Ayat 6
LAI                 : menabur sedikit
BBT                : manaburhon otik (menaburkan sedikit)
NIV                : sows sparingly (menaburkan dengan hemat)
NTG                : σπείρων  φειδομένως (sows sparingly=menabur dengan hemat)
Keputusan, yang mendekati NTG adalah NIV.
Ayat 9-15 tidak ada perbedaan yang signifikan
2.7.2. Kritik Aparatus
Ayat 4: dalam ayat ini terdapat kata λεγω yang artinya “saya berkata”. Dimana kata ini memiliki tingkat keragu-raguan yang cukup besar. Namun kata ini didukung oleh naskah Ephraemi Rescriptus abad V, naskah Claromantanus abad VI, naskah Boemerianus abad IX, minuskul 048 abad V. Namun ada usulan kata λεγωμεν yang artinya “kami berkata”. Kata ini didukung oleh naskah Sinaincus abad IV, naskah Vancanus abad IV, naskah Lenigrad abad IX, minuskul 0209 abad VII dan minuskul 0243 abad X.
Kami penafsir menolak usulan tersebut karena semakin memperkabur makna teks.
Ayat 12: dalam ayat ini terdapat kata εύχαριστιων yang artinya “pengucapan syukur”. Kata ini memiliki tingkat keaslian dengan sedikit keragu-raguan. Namun kata ini didukung oleh naskah Sinaincus abad IV, naskah Vahcanus abad IV, naskah Ephraeni Rescriptus abad V, minuskul 048 abad V, minuskul 0209 abad VII. Namun ada usulan kata εύχαριστια yang artinya “rasa syukur”.
Kami penafsir menerima usulan kritik aparatus karena semakin memperjelas makna teks.
2.7.3 Terjemahan Akhir
Ayat 9:1 Tentang pelayanan kepada orang-orang kudus tidak perlu lagi aku menuliskannya kepada kamu.
Ayat 9:2 Aku telah tahu hasrat hatimu yang aku megahkan kepada orang-orang Makedonia. Kataku: "Akhaya sudah siap sedia sejak tahun yang lampau." Dan kegiatanmu telah menjadi perangsang bagi banyak orang.
Ayat 9:3 Aku mengutus saudara-saudara seiman itu, agar kemegahan kami dalam hal ini atas kamu jangan ternyata menjadi sia-sia, tetapi supaya kamu benar-benar siap sedia seperti yang telah kukatakan,
Ayat 9:4 supaya, apabila orang-orang Makedonia datang bersama-sama dengan aku, jangan mereka mendapati kamu belum siap sedia, sehingga kami -- untuk tidak mengatakan kamu -- merasa malu atas keyakinan kami itu.
Ayat 9:5 Sebab itu, aku merasa perlu mendorong saudara-saudara itu untuk berangkat mendahului aku, supaya mereka lebih dahulu mengurus pemberian yang telah kamu janjikan sebelumnya, agar nanti tersedia sebagai bukti kemurahan hati kamu dan bukan sebagai pemberian yang dipaksakan.
Ayat 9:6 Perhatikanlah ini: Orang yang menabur dengan hemat, akan menuai dengan hemat juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
Ayat 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Ayat 9:8 Lagi pula, Allah sanggup melimpahkan segala anugerah kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai perbuatan baik.
Ayat 9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
Ayat 9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
Ayat 9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Ayat 9:12 Sebab pelayanan kasih yang kamu baktikan ini bukan hanya mencukupkan keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan rasa syukur kepada Allah.
Ayat 9:13 Oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,
Ayat 9:14 sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu karena anugerah Allah yang melimpah di atas kamu.
Ayat 9:15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!

2.9 Tafsiran
Ayat 1: secarah harfiah: Mengenai pelayanan (yang adalah) kepada orang-orang Kudus, bagi saya tidak perlu (terus-menerus) menulis kepadamu. Menuliskan, artinya: terus menulis. Sekalipun demikian, Paulus terus saja menulis.[20] Agaknya Paulus meneruskan pokok yang dibicarakan dalam pasal 8 dan 1 Kor 16: 1-4, sekalipun ada beberapa orang yang menganggap pasal 9 ini sebagai sebuah catatan tersendiri dari Paulus, yang ditulis lebih dahulu daripada pasal 8 dan dibawa oleh Titus, yang diutus (secara dugaan) sebagai pembawa pasal 9, yang disebut dalam 8:6. Kebanyakan para ahli memilih pemecahan yang pertama, yang lebih sederhana.[21]
Ayat 2: Paulus tinggal di Korintus 18 bulan (Kis 18:11; lih. Pengantar ‘Korintus’); ia tahu kegiatan mereka untuk menolong. Aku megahkan. Ia masih melakukan hal itu hingga sekarang. Akhaya adalah provinsi Romawi, mulai dari Istmus Korintus ke selatan. Sudah siap sedia, artinya: ‘sudah membuat persiapan-persiapan’. Pengumpulan uang itu belum selesai. Sejak tahun yang lampau; 8:10.[22] Orang-orang Kristen di Akhaya (termasuk jemaat Korintus) mempunyai ciri khas kerelaan hati, persiapan (sudah siap sejak tahun yang lampau) dan kegiatan.  Kata kerja erethizo yang diterjemahkan dengan perangsang digunakan disini dalam arti baik – “mendorong.” Satu-satunya pemakaiannya di tempat lain dalam Perjanjian Baru (Kol 3:21) adalah dalam arti jelek – “menjengkelkan, menyakitkan hati”[23]
Ayat 3: Aku mengutus. Kemurahan hati orang Korintus tidak diragukan, hanya kecakapan mereka untuk siap dengan pengumpulan itu pada waktunya. Tentu Paulus ingin menghindarkan diri dari dijatuhkan namanya; sebab apa yang sudah ia ceritakan kepada orang-orang lain tentang maksud orang Korintus, karena Allah, sudah menggerakkan (ayat 2) kemurahan hati diantara orang-orang Makedonia.[24] Paulus percaya sepenuhnya bahwa sarana itu perlu untuk mencapai tujuan. Ayat ini banyak mengandung banyak penerapan rohani (bdg. Kis. 27:24, 31).[25]
Ayat 4: Paulus sendiri akan segera datang dengan beberapa orang Makedonia untuk menerima dana bantuan dari orang Korintus, serta membawanya ke Yerusalem (Rm 15:25).[26] Sebuah kemungkinan yang tidak diinginkan dinyatakan dalam jangan mereka mendapati kamu belum sedia (me pos: bdg. Pemakaiannya dalam 2:7; 11:3; 12:20).[27]
Ayat 5: Berangkat mendahului aku. Paulus memberi kesempatan kepada orang-orang Korintus untuk mempercepat pengumpulan uang itu sebeelum ia bersama kelompoknya datang. Paulus juga ingin sekali menghindarkan tiap fitnahan yang dapat timbul seandainya ia sendiri menangani pengumpulan uang itu. Sebagai bukti kemurahan hati kamu dan bukan sebagai pemberian yyang dipaksakan: turut serta dalam pengumpulan uang itu, bukan dengan maksud menyimpan sebanyak mungkin untuk diri mereka, tapi dengan harapan sejati bahwa penerima-penerima akan mendapat berkat dan faedah.[28] Penggunakan kata dahulu/sebelum sebanyak tiga kali penting untuk dicatat: berangkat mendahului aku ... lebih dahulu mengurus dan  yang telah kamu janjikan sebelumnya. Yang dipaksakan dapat diterjemahkan menjadi “keserakahan, kerakusan, ketamakan, iri hati”.[29]
Sebagai rangkuman ayat 1-5: bagian ini menetapkan dua jemaat, di Makedonia dan Yunani di bagian selatan, dalam beberapa jenis kontras. kita telah melihat Paulus memuji sebelumnya (8:1-5), sekarang giliran dari Akhaya akan mendorong dengan lembut untuk bertindak tetapi juga diingatkan kepercayaan Paulus (ayat 3) pada mereka. Kehormatan Paulus yang dipertaruhkan karena ia sudah metetapkan Akhaya sebagai model kesiapan untuk berkontribusi. tetapi keterlambatan mereka dalam menyelesaikan masalah ini, dengan alasan di mana hanya bisa menebak, tampaknya meragukan kehormatan  Paulus yang telah didirikan atas mereka. jadi sekarang dia menghimbau mereka untuk memenuhi tugas ini dan, dengan demikian, untuk mengkonfirmasi harapannya terhadap mereka. di atas semua itu, dia ingin uang itu menjadi hadiah secara gratis datang dan murah hati dalam jumlahnya. Dia mengambil dari sejumlah cara ekspresif mendapatkan awal kebenaran (ayat 2,5), terutama di ayat yang terakhir: "Saya ingin uang itu sebagai hadiah yang murah hati, bukan sebagai uang perasan dari kalian". dalam hal teologi pastoral, kami melakukannya dengan baik untuk mengamati gaya dan substansi penanganan Paulus tentang isu yang sensitif (penggalangan uang adalah pekerjaan yang amat tidak enteng!): sebagai perbandingan, dengan contoh Makedoni sebagaia patokan, ada sumber untuk memalukan, jangan kelambanan Akhaya ini harus pula mencerminkan dampak negatif pada kepercayaan Paulus dalam mereka atau mereka sendiri menghormati diri sendiri, dan ada penarikan kembali kesetiaan dalam menjaga janji seseorang.[30]
Ayat 6: 1. Prinsip-prinsip yang ditarik dari Alam (9:6). Hubungan antara menabur dan menuai terungkap pula di alam rohani, “Barangsiapa menabur berdasarkan berkat, akan menuai juga atas dasar berkat”.[31] Demikianlah mereka harus menabur banyak bukan hemat. Gagasan dasar tentang menuai apa yang ditabur (Ams 11:24 dab; 19:17) diterapkan dalam Gal 6:7-10 kepada penuaian rohani, dan dalam Mat 6:14-15 kepada pengampunan; bnd. Mat 7:1, 2; 10:42; Luk 6:34-38. ‘ adalah baik untuk mengungkapkan kepada orang-orang akibat-akibat yang ditentukan Allah bagi perbuatan mereka, sebagai dorongan untuk mrngawasi tingkah laku mereka’.[32]
2. Prinsip-prinsip yang ditarik dari sifat Allah (9:7-10). kiIta dapat merangkum bagian ini sebagai berikut: (1) orang yang terlibat – masing-masing; (2) bagian keterlibatannya – menurut kerelaan hatinya; (3) tempatnya- hatinya: (4) penyimpangan – dengan sedih hati atau karena pakasaan: (5) prinsip yang dipakai – sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Ayat 8. Sangat harfiah: Nah Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepadamu supaya kamu, karena selalu berkecukupan di dalam segala hal, dapat rajin berbuat baik. Perhatikan pengulangan kata segala. Tentang Allah lihat Matius 3:9; 10:28: Markus 2:7; Efesus 3:20; Yudas 24. Kata benda berkecukupan (auterkeia) di dalam Perjanjian Baru hanya dipakai dalam 1 Timotius 6:6 (tetapi Paulus menggunakan bentuk kata sifatnya untuk dirinya di dalam  Filipi 4:11). Kata ini, yang dipakai oleh kaum Stoa, melukiskan “keadaan hidup sempurna di mana tidak diperlukan bantuan dan dukungan lagi” (Thayer, Lexicon). Kata kesanggupan (hikanotes) dalam II Korintus 3:5 menunjuk kepada “kemampuan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu”. Kedua istilah ini tidak sama: seseorang mungkin memiliki yang satu tanpa memilki yang lain. [33]
Ayat 9. Sang Rasul memakai susunan seperti ada tertulis sebanyak dua belas kali di dalam surat Roma, dua kali di dalam I Korintus, dan dua kali di dalam surat  ini (8:15 Dan disini). Dia tidak memakainya di tempat lain. Kutipannya diambil dari Mazmur 112:9 (LXX). Kebenaran yang abadi berhubungan dengan upah dan bukan keselamatan (bdg. II Tim. 4:8;  Why. 19:8; 22:11).
Ayat 10. Pelimpahan Alam ini (Ia yang menyediakan) merupakan jaminan dari kelimpahan kasih karunia (akan menydiakan ... dan ... melipatgandakan ... dan menumbuhkan).[34] Dukungan Alkitab itu diambil dari Mzm 112:9; Yes 55:10; Hos 10:12. Ia yang menyediakan. Yes 55:10 hanya menyebut ‘memberikan’. Paulus mempergunakan suatu istilah yang lebih kaya seperti dalam Gal 3:5. Benih, yang dapat ditabur, juga berasal dari Allah (5:18). Penaburan yang diberkati Allah, ialah pemberian dalam ayat 6-8. Akan menyediakan; bnd Flp 4:15,19. Melipatgandakan. Daya guna benih itu, karena Allah, jauh lebih besar daripada wujudnya. Kebenaran; perbuatan yang benar, didalam hal ini: kemurahan hati.[35]
3. Prinsip-prinsip yang ditarik dari sifat Kristen (9:11-15). 11. Prinsip pertama adalah memperkaya kerohanian. Secara harfiah: di dalam segala hal diperkaya dengan segala kemurahan ( seperti dalam 8:2) sehingga (relatif kualitatif, seperti dalam 8:10) menghasilkan (lihat 4:17) melalui kami ucapan syukur kepada Allah. 12. Prinsip kedua inilah ucapan syukur. Pelayanan disini (leitourgia: bdg. Pemakaianya dal Luk. 1:23;  Flp 2:17, 30; Ibr. 8:6; 9:21) menekankan aspek pelayanan dari  sumbangan itu. Kata kerja melimpahkan merupakan terjemahan prosanapleroõ yang artinya “memenuhi dengan menambahkan terus” (A. T. Robertson). Memberi untuk memenuhi kebutuhan orang lain meningkatkan syukur kepada Allah.[36] serta mendorong kasih dan doa yang timbal balik (ayat 14).[37]
Ayat 13: Prinsip yang ketiga adalah ketaatan. Ujian dalam pelayanan ini menghasilkan dua keuntungan: (1) orang-orang Kristen di Yerusalem akan memuliakan Allah karena ketaatan kamu; (2) mereka dengan demikian akan mengenal “kesungguhan persekutuanmu” terhadap semua orang percaya.
Ayat 14: Prinsip keempat adalah doa. Tentang merindukan (eppotheo) lihat 5:2. Untuk memahami kasih karunia yang melimpah (huperballo) baca pemakaian istilah ini di bagian lainnya (3:10; Ef, 1:19; 2:7; 3:19).[38] Paulus terus membayangkan efek dari kontribusi Korintus yang ia yakini akan terwujud, Paulus melihat ikatan baru antara Yahudi dan non-Yahudi Kristen yang dipalsukan. orang percaya Yahudi, melihat kasih karunia Allah yang lebih nampak dalam Kristen non-Yahudi, akan lama bagi mereka dan berdoa bagi mereka. dengan cara ini salah satu tujuan utama nya sejauh tujuan Paulus(yaitu untuk mempromosikan persatuan) sudah dipenuhi.[39]
Ayat 15: Prinsip kelima adalah pujian. Di sini kita berhadapan dengan “luapan terima kasih Paulus atas anugerah berupa Putra Allah”. Bdg. Yohanes 3:16; Roma 6:23.[40] Paulus menutup bagian ini dengan tentang hal memberi dengan kembali kepada ‘karunia ilahi yang mengilhami segala pemberian’, yaitu Yesus, Juruselamat (8:9; 1 yoh 5:11).  Yang tak terkatakan. Bahasa manusia tidak sanggup menguraikan luas yang sepenuhnya, baik dari karunia maupun dari akibat-akibatnya (Rm 8:32).[41]
Dalam ayat 6-15 diatas Paulus menggunakan perumpamaan pertanian untuk menekankan poin yang dibuat di pasal 5 tentang hadiah yang sukarela, dan untuk menggambarkan Allah sebagai seseorang yang memperkaya umat-Nya yang ada di mana-mana untuk memberikan kemurahan hati dan sebagainya untuk mendorong pembacanya untuk bermurah hati (pasal 6-10 ). Kemudian ia menjelaskan apa yang ia lihat hasil dari respon luar biasa dari Korintus yang ia harapkan. kebutuhan orang Kristen Yahudi di Yudea akan dipenuhi, dan mereka akan menawarkan syukur kepada Allah, mengakui ketaatan Kristen bukan Yahudi yang 'kepada Injil dan kasih karunia Allah melampaui yang bekerja pada mereka, dan begitu lama akan bagi mereka dan berdoa untuk mereka . singkatnya, hasilnya adalah akan peningkatan kesatuan gereja (pasal 11-14). Bagian terakhir ditutup dengan anggapan terima kasih kepada Tuhan atas 'hadiah tak terungkapkan' nya, yang sama seperti yang terdengar dalam 8:9.[42]
2.10. Thema Teologis
Marilah kita menerapkan Teologi persembahan.



[1] C. K. Barrett, A Commentary On The Second Epistel To The Corinthians, (USA : Hendrikson Publisher, 1987), 1
[2] C. Groenen OFM,  Pengantar perjanjian Baru, (Jogjakarta : Kanasius, 1984), 227
[3] M. E. Duyverman, Pembimbing Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK-GM, 2008),  98
[4] C. Groenen OMF, Op. Cit., 288
[5] Walter M. Dunnett,  Pengantar Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 1963), 56
[6] William Marxen,  Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK-GM, 2000), 56
[7] Frances Blankenbaker, Inti Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 1989), 272
[8] Willi Marxen, Op. Cit.,  86-102
[9] M. E. Duyverman,Op. Cit., 107
[10] Ibid., 107
[11] John Balcin, dkk, Intisari alkitab Perjanjian Baru, (Jakarta : Persekutuan Pembaca Alkitab, 2001), 53
[12]..............,  Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1: A-L, (Jakarta:  Yayasan Bina Kasih / OFM, 1982), 597 
[13] John Balcin, Op. Cit., 53
[14] Meryll C. Tenney,  Survei Perjanjian Baru, (Malang : Gandum Mas , 2003),  372
[15] Tim Penyusun, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas, 2006), 1917
[16] Ibid., 1916
[17] Merrll C. Tenney, Op. Cit., 372
[18]  C. Groenen OFM, Op. Cit.,  277
[19] Tim penyusun Lembaga Biblika Indonesia,  Surat-Surat Paulus 2, (Jogyakarta : Kanasius, 1991), 10
[20] Ed. Charles F. Pfeifer, Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary Vol.  3 New Testament, (Chicago: Moody Bible Institute, 1962), 690
[21] .........., The New bible Comentary, (London: Inter Varsity Press, 1976), 554
[22] Ibid, 554
[23] Charles F. Pfeifer, The Wycliffe Bible Commentary, 690
[24] .........., The New bible Comentary, 554
[25] Charles F. Pfeifer, The Wycliffe Bible Commentary, 690
[26]  .........., The New bible Comentary, 554
[27] Charles F. Pfeifer, The Wycliffe Bible Commentary, 690
[28] Ibid, 690
[29] .........., The New bible Comentary, 554
[30] RalphP. Martin, Word Biblical Commentary vol. 40 2 Corinthians, (Nashville: Thomas Nelson Publisher, 1798), 286
[31] Charles F. Pfeifer, The Wycliffe Bible Commentary, 691
[32] .........., The New bible Comentary, 555
[33] Charles F. Pfeifer, The Wycliffe Bible Commentary, 691
[34] Ibid, 691
[35] .........., The New bible Comentary, 555
[36] Charles F. Pfeifer, The Wycliffe Bible Commentary, 691
[37] .........., The New bible Comentary, 555
[38] Charles F. Pfeifer, The Wycliffe Bible Commentary, 691
[39] Colin Kruse, Tyndale New Testament Commentary, (England, Inter-Varsity Press Leicester, 1987), 168
[40] Ibid, 691
[41] .........., The New bible Comentary, 555
[42] Colin Kruse, Tyndale New Testament Commentary, 164

Tidak ada komentar:

Posting Komentar