Senin, 14 Oktober 2013

Populasi, Sampel dan teknik Sampling


Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
I.                   Pendahuluan
Dalam sebuah penelitian pastinya kita harus mencari populasi dan sampel dari penelitian sehingga penelitian itu bukanlah sebuah penelitian yang tidak valid,tetapi penelitian yang sudah memiliki pembuktian yang jelas. Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas apa itu populasi, sampel, dan teknik sampling dan bagaimana cara menentukkannya.
II.                Pembahasan
2.1. Pengertian Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[1] Yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian adalah seluruh sumber data. Jadi bila seseorang ingin meneliti seluruh sumber data(populasi), maka disebutlah penelitiann itu penelitian populasi.[2] Uraian tentang populasi dan sample penelitian, amanat penting dijelaskan dalam usulan/rancangan penelitian yang dimaksudkan untuk menarik generalisasi (memberlakukan kesimpulan hasil penelitian terhadap populasi), yaitu pada penelitian format survey dan eksperimen. Dalam rancanagan penelitian, perlu secara tegas dinyatakan, mana yang diharapkan menjadi populasi penelitian beserta seberapa besar sampel yang akan diteliti, dan bagaimana teknik beserta prosedur yang ditempuh didalam penarikan sample, yang dimana besar sample serta teknik pengambilannya yang perlu disertai dengan alasan yang jelas sehingga diketahui dasar pertimbangan peneliti dalam pengambilan sample.[3]        
2.2. Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti oleh karena tidak dimungkinkan mengambil populasi secara keseluruhan, maka pada penelitian ini digunakan sampel sebagai subyek.  Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karateristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, ialah yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat refresentatif atau yang dapat mengambarkan karakteristik populasi.[4]

2.2.1.      Teknik Pengambilan Sampel[5]
Ø  Pengertian Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel merupakan sebagian dari populasi tersebut. Kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi). Hubungan populasi, sampel, teknik sampling dan generasi dapat dapat digambarkan sebagai berikut:

 


Sampel


POPULASI
                                                                   Teknik Sampling
 

                                                                                                           



                                                                       


Generalisasi
 






2.2.2.      Contoh menentukkan Ukuran Sampel [6]
Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah tertentu. Misalnya kelompok masyarakat itu terdiri dari 1000 orang, yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan,yaitu; lulusan S1=50, Sarjana Muda=300, SMK=500, SMP=100, SD=50 (populasi berstrata).

Ø  Table Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10%
N

S
N
S
N
S
1%
5%
10 %
1%
5%
10%
1%
5%
10 %
10
10
10
10
280
197
155
138
2800
537
310
247
15
15
14
14
290
202
158
140
3000
543
312
248
20
19
19
19
300
207
161
143
3500
558
317
251
25
24
23
23
320
216
167
147
4000
569
320
254
30
29
28
27
340
225
172
151
4500
578
323
225
35
33
32
31
360
234
177
155
5000
586
326
257
40
38
36
35
380
242
182
158
6000
598
329
259
45
42
40
39
400
250
186
162
7000
606
332
261
50
47
44
42
420
257
191
165
8000
613
334
263
55
51
48
46
440
265
195
168
9000
618
335
263
60
55
51
49
460
272
198
171
10000
622
336
263
65
59
55
53
480
279
202
173
15000
635
340
266
70
63
58
56
500
285
205
176
20000
642
342
267
75
67
62
59
550
301
213
182
30000
649
344
268
80
71
65
62
600
315
221
187
40000
563
345
269
85
75
68
65
650
329
227
191
50000
655
346
269
90
79
72
68
700
341
233
195
75000
658
346
270
95
83
75
71
750
352
238
199
100000
659
347
270
100
87
78
73
800
363
243
202
150000
661
347
270
110
94
84
78
850
373
247
205
200000
661
347
270
120
102
89
83
900
382
251
208
250000
662
348
270
130
109
95
88
950
391
225
211
300000
662
348
270
140
116
100
92
1000
399
258
213
350000
662
348
270
150
122
105
97
1100
414
265
217
400000
662
348
270
160
129
110
101
1200
427
270
221
450000
663
348
270
170
135
114
105
1300
440
275
224
500000
663
348
270
180
142
119
108
1400
450
279
227
550000
663
348
270
190
148
123
112
1500
460
283
229
600000
663
348
270
200
154
127
115
1600
469
286
232
650000
663
348
270
210
160
131
118
1700
447
289
234
700000
663
348
270
220
165
135
122
1800
485
292
235
750000
663
348
270
230
171
139
125
1900
429
294
237
800000
663
348
271
240
176
142
127
2000
498
297
238
850000
663
348
271
250
182
146
130
2200
510
301
241
900000
663
348
271
260
187
149
133
2400
520
304
234
950000
663
348
271
270
192
152
135
2600
529
307
245
1000000
663
348
271

664
349
272

Dengan menggunakan tabel, bila jumlah populasi= 1000, kesalah 5%, maka jumlh sampelnya= 258. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Dimana stratanya dapat ditentukan menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini. Jumlah sampel untuk kelompok S1=13, sarjana muda=77, SMK=129, SMP=26 dan SD=13.
S1            =          50/1000           X        258     = 12,9             =13
SM       =          300/1000         X         258      =77,4              =77
SMK    =          500/1000         X         258      =129                =129
SMP     =          100/1000         X         258      =25,8               =26
SD       =          50/1000           X         258      =12,9               =13
            Jumlah                                                 =258                =258
Jadi jumlah sampelnya = 12,9 + 77,4 + 129 + 25,8 + 12,9 =258
Jumlah yang pecahan bias dibulatkan, sehingga jumlah sampelnya menjadi 13 + 77 + 129 + 26 + 13 =258
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan keatas sehingga jumlah sampelnya lebih 259. Hal ini lebih aman dari pada kurang dari 258. Gambaran  jumlah populasi dan sampel dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Populasi                                                          Sampel           

S= 13
SM = 76
SMK = 139
SMP = 26
SD = 13

S1    = 50
SM = 300
SMK = 500
SMP = 100
SD = 50

  1000                                                                278
  


    

                                                                                                      
 









Sampel yang diambil dari populasi berstrata dengan kesalahan 5%

2.3.Pengertian Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis macam-macam  dapat ditunjukkan pada gambar, dari gambar tersebut terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probabilty  Sampilng  dan Nonprobabity Sampling. Probability Sampling meliputi, Simpel random dan Area Random. Nonprobability Samping meliputi,Sampling Sistimatis,Sampling kuota,Sampling aksidental/incidental, purposive Sampling,Sampling jenuh dan snowball Sampling. [7]


                                                                       
                       

Teknik Sampling
                                                                                   

Probability Sampling

Nonprobability Sampling
 


                                               
                                                                 

1.Simpel random Sampling.
2. Proportionate stratified random sampling.
3.Disproportionate stratified random sampling
4. Area(cluster) sampling (sampling menurut daerah).

1.Sampling sistematis.
2. Sampling Kuota
3.Sampling Insidental
4.Porpusive Sampling
5.Sampling jenuh
6. Snowball Sampling
 

















2.3.1.      Jenis-jenis Sampling
Jenis-jenis teknik sampling ini dapat pula dibedakan kepada beberapa teknik, antara lain sebagai berikut:
1.      Proporsional Sample, yaitu jika populasi tersebar dalam sub-sub populasi atau di beberapa daerah populasi, maka tiap-tiap sub atau tiap-tiap daerah populasi harus ada wakil atau sampelnya. Umpama; populasi tersebar didaerah-daerah A,B,C maka sampelnya harus mewakili masing-masing daerah A,B,C tersebut, sehingga hasil penelitiannya akan lebih baik dan berbobot.
2.      Purposive Sample, yaitu pada teknik purposive ini, sub-sub dipilih untuk dijadikan sample dari populasi. Cara ini didasarkan atas cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang terdapat pada populasi. Penelitian seperti ini didasarkan atas dasar dan tujuan tertentu dar peneliti.
3.      Stratified Sampel, yaitu populasi terdiri dari kelompok-kelompok yang mempunyai susunan bertingkat,sehingga populasi menjadi heterogen oleh karena terdapat perbedaan strata (lapisan). Apabila tiap-tiap strata itu harus ada sampel, maka ini disebut Proporsional Stratified Sampling. Tetapi apabila tidak setiap strata itu ada sampelnya, maka disebut dengan istilah Purposional Stratified Sampling.
4.      Quota Sample, Quota berarti penjatahan. Penjatahan dapat dengan cara memperhitungkan pertimbangan banyak individu tiap-tiap sub populasi, kemudian dibuat pertimbangan. Dengan perbandingan itu dapat dilakukan penjatahan sesuai dengan perimbangan perbandingan. Tetapi bias saja dengan penjatahan dalam jumlah yang semua sama.
5.      Cluster Sample, Cluster Sample berarti bahwa satuan-satuan sample berarti bahwa satuan-satuan sampel terdiri dari kelompok-kelompok atau group-group sampel. Tiap-tiap group yang terpilih harus diselidiki semuanya. Misalnya mempermasalahkan prestasi belajar murid-murid SMTA dikota madya Padang. Dengaan cara dipusatkan pada group SMTA Negeri. Maka seluruh murid yang ada di SMTA Negri kotamadya Padang harus diselidiki seluruhnya.
6.      Area Probability Sample, Sampling ini, populasinya terbagi lagi dalam sub-sub daerah, dan dari sub-sub dibagi lagi kedalam daerah-daerah yang terkecil. Dengan cara purposive pula, maka kecamatan yang terpilihh akan dibagi kedalam desa-desa, kemudian di tentukan lagi desa mana yang dipilih/ ditetapkan secara purposif. Jadi sampelnya hanya akan diambil semuanya.
7.      Double Sampel,  Double Sampling atau sampling kembar, akan dapat dilakukan dalam cara sejumlah sampel akan digali dengan cara angket dan sejumlah sampel yang dilakukan wawancara. Biasanya caranya adalah misalkan jumlah sampel itu 33 orang, mereka diedari angket. Setelah pada waktu yang ditentukan dijanjikan ternyata yang mengembalikan hanya 25 orang, maka 8 orang yang lain dilakukan wawancara.[8]    
                        



[1] Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung; Alfabeta.2011). 61
[2] H. Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Pesnelitian, (Pedoman Ilmu Jaya, 1995). 28
[3]  Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta; Raja Grafindo Persada,1989 ). 109
[4] Rowland B.F.Pasaribu, Populasi dan Sampel, (Yokyakarta; Gadjahmada University Press,1997). 45
[5] Rowland B.F.Pasaribu, Populasi dan Sampel, 45-46
[6] Sugiyono, Statistika untuk Penelitian.73-74
[7] Sugiyono, Statistika untuk Penelitian.62-63
[8] H. Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian. 34-35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar